Bersunat atau Khitan adalah hal lazim dilakukan oleh orang indonesia,dan seluruh umat muslim di seluruh dunia, namun apa bahaya tidak khitan ?
Terlepas dari tradisi budaya, keyakinan agama, atau kebersihan diri. Secara medis Sunat bukanlah hal wajib atau tidak diharuskan.
Namun saat ini kesadaran akan kesehatan khususnya area kelamin, sudah menjadi materi yang sifatnya urgent. Karena dampak yang di akibatkan cukup signifikan antara orang berkhitan dengan tidak.
Apa saja yang membedakan orang bersunat dengan tidak ? Berikut adalah pemaparan lengkap tentang bahaya tidak khitan untuk anda.
Kelamin Pria ( Penis ) yang tidak disunat lebih rentan terhadap perkembangan bakteri. Hal itu karena, kulit kulup yang tidak diangkat dapat menjadi tempat berkumpulnya kotoran. Bila dibiarkan, kotoran tersebut dapat menumpuk dan menyebabkan infeksi pada organ reproduksi pria.
Jika pria tidak ingin dikhitan, Maka dia harus benar-benar membersihkan penisnya dengan benar – termasuk saat menarik kulit kulup. Pastikan tidak ada sisa-sisa sabun yang terperangkap di dalam kulit bagian dalam. Sebab jika tidak, ini bisa menyebabkan iritasi pada kulit sensitif di kepala penis.
Walaupun tidak ada anjuran khusus dari segi medis, laki-laki sebaiknya disunat. Hal ini bermanfaat untuk menghindari kemungkinan infeksi pada kepala penis yang bisa terbawa hingga dewasa dan menimbulkan hal yang parah seperti :
- Penyakit Menular (seperti HPV, herpes kelamin, sipilis, bahkan HIV/ AIDS. )
- Kanker
- Infeksi Saluran Kemih
- fimosis
- Balanitis
- Smegma
- Parafimosis
Dan dampak baik jika pria di khitan antara lain Keuntungan yang Anda dapatkan dari sunat lebih banyak dibandingkan dengan rasa sakit sementara yang mungkin dialami ketika disunat.
Sunat sudah terbukti dapat mencegah laki-laki dari berbagai penyakit, terutama berkaitan dengan organ reproduksi pria.
The American Academy of Pediatrics (AAP) juga telah menemukan bahwa manfaat kesehatan dari sunat pada laki-laki lebih besar dibandingkan dengan risiko yang Sudah ada.
Pada dasarnya, laki-laki sebaiknya melakukan prosedur sunat sejak bayi. Ini karena risiko atau efek samping sunat bisa meningkat 10-20 kali lebih tinggi jika dilakukan setelah anak cukup besar.
Walau demikian, pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk disunat atau tidak. Di sini Anda bisa menanyakan tentang manfaat dan risiko sunat sebelum mengambil keputusan untuk menyunatkan bayi laki-laki Anda. Pilihlah jasa profesional agar sunat berjalan lancar dan minim efek samping.